Masjid Babah Alun Dengan Ornamen Khas Tionghoa

Kubah Masjid – Masjid Babah Alun Desari didesain dengan gaya bangunan yang unik yakni dengan bangunan bernuansa oriental. Pada masjid ini terdapat penggabungan atau akulturasi dari 3 budaya berbeda, yakni budaya Tionghoa, Arab, dan Betawi sebagai simbol keberagaman.  Saat kita melintasi Tol Depok – Antasari, maka suguhan bangunan nan oriental ini akan bisa kita nikmati indahnya.

 

Bangunan tersebut dominasi dengan warna merah. Kalau dilihat sekilas, tampak seperti kuil atau klenteng. Akan tetapi, pada bagian tengahnya, terdapat sebuah kubah yang menjadi cirikhas dari sebuah masjid. ‘Masjid Babah Alun’ begitu tulisannya.

 

Masjid ini dibangun oleh pengusaha infrastruktur sukses dari Indonesia berdarah Tionghoa, Jusuf Hamka. Dengan warna merah menyala, serta bentuk atap yang melengkung, masjid ini menggambarkan budaya khas Tionghoa.

 

Masjid Babah Alun Desari, masjid unik dengan bangunan bernuansa oriental. Arsitekturnya diambil dari akulturasi 3 budaya, yakni budaya Tionghoa, Arab, dan Betawi sebagai simbol keberagaman.

 

Tampilan ala oriental tersebut juga didukung dengan ornamen-ornamen lainnya seperti pintu, jendela, serta tiang-tiang pilar yang berdiri kokoh.

 

Menurut Jusuf, arsitektur masjid Babah Alun sendiri memang dibuat dengan akulturasi 3 budaya sebagai simbol keberagaman. Diantaranya budaya Tionghoa, budaya Arab dan budaya Betawi.

 

Untuk budaya islami, dituangkan lewat kubah yang dilengkapi kaligrafi Asmaul Husna pada bagian dalam masjid. Selain itu masjid ini juga dipercantik dengan sentuhan-sentuhan khas betawi pada beberapa bagiannya.

 

Menariknya, kaligrafi-kaligrafi Asmaul Husna di bagian kubah masjid juga dilengkapi dengan terjemahan bahasa mandarin. Hal ini bukan tanpa alasan. Menurut Jusuf, selain untuk menggambarkan keberagaman, kombinasi kaligrafi dengan tulisan mandarin tersebut sekaligus untuk memudahkan para mualaf keturunan Tionghoa dalam mempelajari Asmaul Husna.

 

Masjid Babah Alun Desari, masjid unik dengan bangunan bernuansa oriental. Arsitekturnya diambil dari akulturasi 3 budaya, yakni budaya Tionghoa, Arab, dan Betawi sebagai simbol keberagaman.

 

Masjid ini, kata Jusuf dibangun di atas tanah seluas 1000 meter persegi dengan luas bangunan utama masjid sekitar 300 meter persegi.

 

Pada sisi kanan kiri masjid, ada beberapa fasilitas lain yang disediakan untuk masyarakat. Diantaranya adalah pojok halal, atau warung UMKM yang menjual makanan dan minuman. Adapula balai rakyat pada lantai atas sisi kiri masjid yang bisa dipergunakan oleh masyarakat secara gratis.

Baca juga : Masjid Sultan Suriansyah Tertua di Kalimantan Selatan

“Misalnya untuk acara akad nikah, sunatan, pengajian, silahkan. Untuk umat beragama lain juga boleh pake, bukan islam boleh pake asalkan dijaga. Jangan pakai musik hingar bingar, dan kalau ada ritual umat islam pas lagi jam solat, jangan berisik. Terus juga makanan dan minumannya harus terjamin halal, supaya kita bisa saling menghormati,” imbuhnya.

 

Sementara di bagian bawah balai rakyat, merupakan tempat wudhu sekaligus toilet. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Babah Alun Desari ini, juga menjadi salah satu destinasi wisata religi di Jakarta Selatan yang bisa dikunjungi.

 

Tepatnya berada di Jalan Mandala II Bawah No.100, RT.4/RW.2, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan. Meskipun letaknya dipinggir gerbang tol, masjid ini bisa juga kok dikunjungi dengan menggunakan sepeda motor melalui akses Jalan Intan Ujung.

 

CV Micro 2000 adalah Kontraktor Pekerjaan Kubah Masjid yang sudah teruji dan berpengalaman. Kami memilih specialis pembangunan Masjid khususnya Kubah Masjid dengan bahan panel, enamel. Silahkan hubungi kami:

Alamat : Jln Jeruk No 50 B, Wage – Sidoarjo

Tlp : 081 83 81 781

Contak Person : Ir. Faizal Muzamil